Adapun syarat-syarat ketepatan pilihan kata adalah :
1) Membedakan secara cermat
denotasi dan konotasi.
Denotasi ialah kata yang bermakna lugas
atau tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi ialah kata yang dapat menimbulkan
bermacam-macam makna.
Contoh :
Bunga eldeweis
hanya tumbuh ditempat yang tinggi. (Denotasi)
Sinta adalah bunga desa
di kampungnya. (Konotasi)
2) Membedakan dengan cermat kata-kata
yang hampir bersinonim.
Siapa pengubah peraturan
yang memberatkan pengusaha?
Pembebasan bea masuk untuk jenis
barang tertentu adalah peubah peraturan yang selama ini
memberatkan pengusaha.
3) Membedakan kata-kata yang mirip
ejaannya.
Intensif –
insensif
Karton –
kartun
Korporasi –
koperasi
4) Tidak menafsirkan makna kata
secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat
dipastikan.
Contoh :
Modern : canggih (secara
subjektif)
Modern : terbaru
atau muktahir (menurut kamus)
Canggih : banyak
cakap, suka menggangu, banyak mengetahui, bergaya intelektual (menurut kamus)
5) Waspada terhadap penggunaan
imbuhan asing.
Contoh :
Dilegalisir seharusnya dilegalisasi.
Koordinir seharusnya koordinasi.
6) Membedakan pemakaian kata
penghubung yang berpasangan secara tepat.
Contoh :
Pasangan yang salah
|
Pasangan yang benar
|
antara
..... dengan ....
|
antara
.... dan .....
|
tidak
..... melainkan .....
|
tidak
..... tetapi .....
|
baik .....
ataupun .....
|
baik .....
maupun .....
|
bukan
..... tetapi .....
|
bukan
...... melainkan .....
|
7) Membedakan kata umum dan kata
khusus secara cermat.
Kata umum adalah sebuah kata yang mengacu
kepada suatu hal atau kelompok yang luas bidang lingkupnya. Sedangkan kata khusus adalah kata yang
mengacu kepada pengarahan-pengarahan yang khusus dan kongkret.
Contoh :
Kata umum : melihat
Kata khusus: melotot,
membelak, melirik, mengintai, mengamati, mengawasi, menonton, memandang,
menatap.
8) Memperhatikan perubahan makna yang
terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
Contoh :
Isu (berasal dari bahasa Inggris
“issue”) berarti publikasi, perkara.
Isu (dalam bahasa Indonesia)
berarti kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angin, desas-desus.
9) Menggunakan dengan cermat kata
bersinonim, berhomofoni, dan berhomografi.
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti sama.
Homofoni adalah kata yang mempunyai pengertian sama bunyi, berbeda tulisan,
dan berbeda makna.
Homografi adalah kata yang memiliki kesamaan tulisan, berbeda bunyi, dan
berbeda makna.
Contoh :
Sinonim : Hamil (manusia) – Bunting
(hewan)
Homofoni : Bank (tempat
menyimpan uang) – Bang (panggilan kakak laki-laki)
Homografi : Apel (buah) – Apel
(upacara)
10) Menggunakan kata abstrak dan kata
konkret secara cermat.
Kata abstrak mempunyai
referensi berupa konsep, sedangkan kata konkret mempunyai referensi objek yang
diamati.
Contoh :
Kata abstrak
Kebaikkan seseorang kepada orang lain merupakan sifat terpuji.
Kata konkret
APBN RI mengalami kenaikkan lima belas persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar